[SMnews] Catatan
sejarah memang lekat dekat siapa penulis dan siapa penguasa. Tidak mengherankan
jika catatan sejarah bisa diubah-ubah tanpa batas. Tapi itu hanyalah catatan,
sedangkan sejarah sendiri tidak akan pernah bisa diubah sampai kapanpun. Sebab ia
adalah realitas yang telah terjadi dan tak mungkin dihapus.
Seperti
itu pula yang dialami Nanggulan, Dusun Nanggulan Sendangagung Minggir Sleman, tempat
Sekolah Polisi Darurat. Karena tidak adanya bangunan yang dijadikan monumen,
akhirnya dusun ini pun seolah dilupakan. Padahal menurut kesaksian para pelaku
sejarah, di Nanggulan-lah sesungguhnya lokasi sekolah polisi pasca kemerdekaan
berada.
Pernah
pemerintah bermaksud menghadiahkan bangunan berupa monumen, yang akan dibangun di Nanggulan, tetapi demi kemanfaatan yang lebih luas, maka bangunan itu
kemudian diwujudkan menjadi Gedung Serbaguna dan dibangun di komplek Balai
Desa Sendangagung.
Inilah
di antara momen itu, ketika Kapolri Jenderal Anton Sujarwo meresmikan Gedung Serbaguna.
Foto ini koleksi Mas Wisnu Sunarto, dengan keterangan darinya:
Para pejuang kemerdekaan, berfoto
bersama Kapolri Jenderal Anton Sujarwo pada th 1983 ketika peresmian gedung
kesenian sendangagung dan monumen wiranara, sebagian dari beliau beliau saat ini
masih hidup, sebagian sudah meninggal... Semoga diberi kelapangan di alamnya..
Foto asli masih ada, mungkin nanti dapat
discan biar lebih bagus hasilnya, bisa untuk merunut kisah perjuangan pendahulu
kita khususnya dari dusun nanggulan... sebagian dari beliau2 saya masih sempat
mengenal dengan sangat baik...
Walau gambarnya kabur, sedikit saya
masih mengenal beberapa dari beliau :
-Bp. Abi Harowi
-Bp. Juru Hadi Suwito
-Ibu. Surokariyo
-Ibu Wongso
-Ibu Panikem
-Ibu Painah Joyosuwito
-Ibu Kemi
-Ibu Kariyoutomo
-Bp. Senat Harjosumarto
-Bp. Dirjosubroto
-Ibu Rubinem
yang lain gambarnya kurang jelas....
0 komentar:
Post a Comment